Setelah mengalami kelelahan fisik serta pikiran, akhirnya aku drop selama dua hari. Well, aku yang merasakannya sih baik-baik aja (sok kuat). Pada pagi yang seharusnya disambut dengan semangat juang kuliah, aku malah 'bersemangat' mengeluarkan isi perut makan malam. It really shocked me. Antara percaya dan tidak, ternyata tubuhku yang mungil ini tak mampu melakukan aktivitas hingga larut malam, bahkan dini hari. Ya, finally aku hanya bisa terkapar di kasur berselimut tebal menahan pusing dan rasa lemas yang tak tertahankan. Jadwal kuliahpun jadi terabaikan.
Menjadi anak yang manja dan mengeluh tentu bukan pilihan yang tepat. Akhirnya aku hanya diam saat teman-teman serumah sibuk mempersiapkan diri untuk berangkat ke kampus. Karena aku yakin bahwa aku dapat menjalani hari itu sendiri.
Pagi, siang, dan malampun tiba. Rumah masih terdekap dalam sepi. Aku bertemankan sunyi. Tapi syukurlah masih ada yang menanyakan kabarku, menyuruhku untuk makan, minum obat serta berisitirahat yang banyak. Hingga ada yang berbaik hati untuk menjengukku. Ya Allah, saudari seimanku dan seperjuanganku :) terima kasih Tuhan 0:) Dan yang tidak disangka lagi bahwa dia membawa dua pasukan dalam satu motor. Mari kita singkat dengan DPDSM.
Malam menjadi sedikit lebih bernada. DPDSM asyik mengeluarkan jurus humor yang bisa membuatku dan temanku tertawa. Alhasil rasa pusingku dapat hilang sejenak. Diskusi pendek melewati waktu yang terus berjalan. Entah kebahagiaan apa yang menyelinap ruang hati ini. Tapi yang kuyakin bahwa semuanya merupakan hadiah kecil dari Allah. Kesulitan, kesedihan, kesunyian ternyata hanya sesaat. Ada letupan rasa suka cita yang hadir setelahnya. Walaupun dengan bertemankan saudara-saudara seperti mereka, itu sudah lebih dari cukup. Kesyukuranku tak habis atas hari-hari yang selalu mampu membuatku tersenyum dan menyadari bahwa kita tak pernah sendiri di dunia ini. We r never alone:)
Menjadi anak yang manja dan mengeluh tentu bukan pilihan yang tepat. Akhirnya aku hanya diam saat teman-teman serumah sibuk mempersiapkan diri untuk berangkat ke kampus. Karena aku yakin bahwa aku dapat menjalani hari itu sendiri.
Pagi, siang, dan malampun tiba. Rumah masih terdekap dalam sepi. Aku bertemankan sunyi. Tapi syukurlah masih ada yang menanyakan kabarku, menyuruhku untuk makan, minum obat serta berisitirahat yang banyak. Hingga ada yang berbaik hati untuk menjengukku. Ya Allah, saudari seimanku dan seperjuanganku :) terima kasih Tuhan 0:) Dan yang tidak disangka lagi bahwa dia membawa dua pasukan dalam satu motor. Mari kita singkat dengan DPDSM.
Malam menjadi sedikit lebih bernada. DPDSM asyik mengeluarkan jurus humor yang bisa membuatku dan temanku tertawa. Alhasil rasa pusingku dapat hilang sejenak. Diskusi pendek melewati waktu yang terus berjalan. Entah kebahagiaan apa yang menyelinap ruang hati ini. Tapi yang kuyakin bahwa semuanya merupakan hadiah kecil dari Allah. Kesulitan, kesedihan, kesunyian ternyata hanya sesaat. Ada letupan rasa suka cita yang hadir setelahnya. Walaupun dengan bertemankan saudara-saudara seperti mereka, itu sudah lebih dari cukup. Kesyukuranku tak habis atas hari-hari yang selalu mampu membuatku tersenyum dan menyadari bahwa kita tak pernah sendiri di dunia ini. We r never alone:)
Bagikan
We are Never Alone
4/
5
Oleh
Unknown