Tepatnya dua hari yang lalu, saat pikiranku buntu akan sebuah inspirasi, aku mengubek-ubek isi lemari hanya untuk mencari satu benda berharga. Di dalamnya terdapat kenangan yang mampu membawa mindaku jauh menelusuri masa SMA, yaitu binder :) Walaupun bentuknya sudah lusuh, tapi aku begitu senantiasa menjaganya dengan baik. hehe..
Lembar demi lembar kubuka. Senyum dan gelak kecil tak mampu kutahan. Kalau di dalam perfilman atau cerita novel namanya flashback. Ya, aku mengalami hal itu. Tulisan di dalamnya ibarat cerita yang hidup. Aku seakan-akan berada disana, bersama dia, sahabatku. Ada waktu dimana aku benar-benar menginginkan kehadirannya. Sampai saat ini, apapun kebaikan ataupun 'dilema' yang menjadi bumbu persahabatan kami tak akan pernah aku lupakan :D
Sekarang kami sudah menjalani kehidupan masing-masing. Dia kuliah serta sibuk di organisasinya dan aku pun juga. Maka aku pun bingung bagaimana caranya untuk membangun jalinan komunikasi agar lancar kembali. Apapun yang terjadi, ukhuwah serta cinta karena Allah tak boleh melebur seiring waktu.
Nah, kemarin dia menghubungiku via WA. Ya sebenarnya aplikasi itulah yang sering kami gunakan. Saat aku tengah mengikuti musyawarah kerja LDK, dia memintaku untuk melihat blog yang baru dibuatnya. Namun, berhubung karena aku tak membawa PC, jadi aku menundanya hingga esok, tepatnya sih hari ini. Dan ternyata, subhanallahu aku takjub sekali membaca isi pikiran yang ia tuangkan ke dalam tulisan. Bagiku, itu merupakan tulisan yang menarik serta enak untuk dibaca. Aku yang bercita-cita menjadi seorang penulis saja merasa kalah dalam susunan kalimat yang ia buat. haha.. ini sungguh tidak berlebihan.
Tapi, menurutku, tak perlu merasa kalah saing dalam menulis. Apapun tulisan itu, selama hasil dari kepala kita sendiri tetaplah menjadi tulisan. Terlepas dari apa respon serta pendapat orang tentang tulisan tersebut. Setidaknya, buatlah tulisan yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Tetap masukkan gaya serta ciri khas tersendiri ke dalam tulisan itu :)) Maka, untuk malam yang semakin merangkak ini, aku tak boleh ber-stres ria lantaran otakku tak menemukan inspirasi :D Sekarang aku sadar, untuk menjadi penulis yang terkenal itu bukan prioritas pertama. Yang terpenting itu adalah selalu mengasah kemampuan menulis, selalu dan selalu. Tanpa rasa jengah :))
So, keep writing bwends!
Lembar demi lembar kubuka. Senyum dan gelak kecil tak mampu kutahan. Kalau di dalam perfilman atau cerita novel namanya flashback. Ya, aku mengalami hal itu. Tulisan di dalamnya ibarat cerita yang hidup. Aku seakan-akan berada disana, bersama dia, sahabatku. Ada waktu dimana aku benar-benar menginginkan kehadirannya. Sampai saat ini, apapun kebaikan ataupun 'dilema' yang menjadi bumbu persahabatan kami tak akan pernah aku lupakan :D
Sekarang kami sudah menjalani kehidupan masing-masing. Dia kuliah serta sibuk di organisasinya dan aku pun juga. Maka aku pun bingung bagaimana caranya untuk membangun jalinan komunikasi agar lancar kembali. Apapun yang terjadi, ukhuwah serta cinta karena Allah tak boleh melebur seiring waktu.
Nah, kemarin dia menghubungiku via WA. Ya sebenarnya aplikasi itulah yang sering kami gunakan. Saat aku tengah mengikuti musyawarah kerja LDK, dia memintaku untuk melihat blog yang baru dibuatnya. Namun, berhubung karena aku tak membawa PC, jadi aku menundanya hingga esok, tepatnya sih hari ini. Dan ternyata, subhanallahu aku takjub sekali membaca isi pikiran yang ia tuangkan ke dalam tulisan. Bagiku, itu merupakan tulisan yang menarik serta enak untuk dibaca. Aku yang bercita-cita menjadi seorang penulis saja merasa kalah dalam susunan kalimat yang ia buat. haha.. ini sungguh tidak berlebihan.
Tapi, menurutku, tak perlu merasa kalah saing dalam menulis. Apapun tulisan itu, selama hasil dari kepala kita sendiri tetaplah menjadi tulisan. Terlepas dari apa respon serta pendapat orang tentang tulisan tersebut. Setidaknya, buatlah tulisan yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Tetap masukkan gaya serta ciri khas tersendiri ke dalam tulisan itu :)) Maka, untuk malam yang semakin merangkak ini, aku tak boleh ber-stres ria lantaran otakku tak menemukan inspirasi :D Sekarang aku sadar, untuk menjadi penulis yang terkenal itu bukan prioritas pertama. Yang terpenting itu adalah selalu mengasah kemampuan menulis, selalu dan selalu. Tanpa rasa jengah :))
So, keep writing bwends!
Bagikan
Go Go Fighting!
4/
5
Oleh
Unknown